otomatis

Jelajah Bumi - Meteora

Selasa, 5 Maret 2013. Saya sungguh dibuat takjub oleh ciptaan Tuhan yang kami lihat seraya mendekati desa Kastráki, kota kecil Kalabáka. Kota ini terletak di dataran Thessaly, negeri para dewa, Yunani. Di tempat inilah terdapat puluhan “jari” batu raksasa. Sekumpulan bebatuan alami unik, terjal nan eksotis sekaligus fantastis, terpisah-pisah menjulang ratusan meter ke langit. Puncak-puncak batu terjal tesebut berhiaskan biara-biara yang memiliki lukisan-lukisan apik identik Al Kitab. Inilah yang disebut Meteora.
“Meteora” berasal dari kata Yunani 'meteoros- Μετέωρα ' yang artinya "Tengah Langit" Atau “Tempat Tinggi Di Angkasa”. Memaksudkan sekelompok pilar batu unik dan lebih dari 30 biara yang dibangun di atasnya. Rata-rata tinggi batu-batu ini adalah 313 meter, dan yang tertinggi adalah 550 meter.  Majalah Experiment menjelaskan bahwa beberapa geolog percaya ”bahwa batu-batu ini pasti terbentuk antara tahun 2000 dan 1000 SM”. Meteora telah ditetapkan sebagai Unesco's World Heritage, jutaan turis dalam dan luar negeri berdatangan ke Meteora yang disebut One of the Most Amazing Places in Greece atau One of the Most Spectacular Places to visit in Greece.
Meteora merupakan wilayah dari kota Kalabaka. Untuk menuju Meteora,jika anda mengawali perjalanan dari kota Athena, Anda diwajibkan menempuh jarak sepanjang 218 mil. Beberapa pilihan untuk bisa sampai ke kota Kalampaka adalah menggunakan bus, mobil, ataupun kereta api. Membawa mobil pribadi, adalah cara yang terbaik untuk dapat sampai ke Kalabaka, waktu tempuhnya dalam waktu 4 jam. Menggunakan kereta api, pilihlah kereta api cepat karena waktu tempuhnya 5 jam.  Dan jika memakai jasa bus, carilah bus dengan rute Athena ke Trikala, kemudian disambung lagi dari Trikala ke Kalampaka. Bus ini dapat ditemui di Terminal B jalan Liossion. Waktu tempuh higgga sampai tujuan, diperkirakan 7 sampai 8 jam.

Pagi itu cuacanya sangat cerah, sehingga saya sangat menikmati jelajah Bumi kali ini. Selepas dari desa Kastraki, semakin dekat keindahan alam itu terlihat. Sebuah landskap agung yang begitu luar biasa. Kami turun sejenak untuk mengabadikan ciptaan Tuhan tersebut dalam kamera maupun memori kepala. Beautiful..
Puas melihat-lihat pemandangan, perjalanan kami teruskan ke biara-biara yang berada dipuncak “jari” raksasa tersebut.

Pembangunan biara di tempat tempat ini bermula pada abad ke-11, dimana para pertapa dan biarawan mulai mengasingkan diri di daerah ini. Ketika Bangsa Turki menjajah Yunani, para biarawan merasa terancam dan memutuskan untuk melarikan diri ke atas bebatuan tinggi. Di sana, mereka mulai membangun biara pertama agar peninggalan-peninggalan kebudayaan Hellenistic selamat dari tangan Bangsa Turki. Menyadari bahwa Turki tidak dapat menyentuh biara, para biarawan memutuskan untuk tetap tinggal dan memperluas biara mereka dengan membangun biara lagi di atas batuan lain. Dengan menggunakan tali dan keranjang, mereka mengangkut bahan makanan dari bawah sampai ke biara, dan tangga tali bila ada biarawan yang ada perlu ke kota terdekat pada masa itu. Hingga akhirnya ada 24 biara yang dibangun, namun sekarang tersisa 6 biara yang masih dalam kondisi terawat dan masih digunakan hingga sekarang. Biara-biara itu adalah Biara Agia Triada, Biara Agios Stefanos, Biara Roussanou, Biara Agios Nikolaos Anapafsas, Biara Varlaam, dan Biara Meteoron Agung. Kini pengunjung yang hendak berkunjung ke biara tidak perlu repot memanjat tangga tali yang berbahaya. Ada jalan kecil sedikit menanjak yang menghubungkan antar biara tersebut dengan daratan.

Biara yang pertama kami lihat adalah Agia Triada (Holy Trinity) Monastery untuk menjadi lokasi pembuatan film For Your Eyes Only yang diperankan oleh Roger Moore. Agia Triada (Holy Trinity) didirikan oleh Dometius pada abad ke- 15. Mengunjungi biara tersebut tidaklah sulit saat ini. Karena biara telah dibangun jalan menuju pebukitan Meteora itu, selain itu juga telah dibuatkan tangga pada dinding tebing yang membuat pengunjung dapat naik keatas bukit hingga mencapai bangunan biara.

Setelah puas melihat biara Agia Triada, kami mengunjungi biara Agios Stefanos yang dibangun oleh Santo Stefanus. Belum diketahui kapan tepatnya gereja lama dibangun. Biara ini direnovasi pada 1798. Sebelum masuk biara terdapat “This is a holy place please show respect” yang bermakna “Ini adalah tempat suci silakan menunjukkan rasa hormat”.

Bagi perempuan yang berkenan masuk ke dalam biara, di wajibkan menutup aurat dengan kain yang telah di sediakan.  Didalam biara terdapat Kapel kecil kuno itu sempit, dindingnya penuh lukisan religius kuno yang mengandung kisah-kisah dari Al Kitab.



Terasa aura damai dan sunyi didalamnya. Di sini juga terdapat artefak berupa tengkorak Santo Stefanus sang pendiri biara ini.

Perjalanan selanjutnya kami menuju biara Varlaam yang tak jauh dari biara Agios Stefanos.

Hampir sama dengan biara biara Agios Stefanos, di biara ini terdapat banyak sekali lukisan bertemakan Al Kitab. Namun tak satupun patung ada disini sebagaimana lazimnya gereja Katolik Roma, kaum gereja Ortodok Yunani sangat melarang penggunaan patung didalam tempat ibadah.



Sungguh luar biasa jelajah bumi kali ini. Setelah cukup lelah, kami pun beranjak untuk jalah bumi berikutnya.
Untuk melihat video perjalanan kami, dapat anda Klik gambar dibawah ini.

(Wima)