otomatis

wawancara Nglayap Game On Line

game online versus nglayap


Bu panjenengan kasih judul sendiri ya bu.. hehe
Game online yang kini semakin di gandrungi masyarakat bukan hanya anak-anak, melainkan juga kaum dewasa. Bahkan Game online mampu memberikan hadiah kepada pemainnya hingga 119 milyar rupiah. Nominal yang sangat fantastis untuk ukuran hadiah sebuah permainan. Padahal, menurut sebagian orang, Game on line merupakan kegiatan yang hanya buang-buang waktu, dan bahkan buang-buang uang. Lantas, seperti apa sebenarnya Game online dalam pandangan dari seorang pakar game.

Pagi itu kami menemui pak Deny, salah seorang guru SMKN 1 Blitar, pembelajar di departemen Listrik yang konon kuliah dengan mendalami bidang game. Dengan ramah bapak yang bernama lengkap Deny Safril ini menerima kunjungan kami dan mengobrol sejenak tetang maksud dan tujuan kami. Dari wawancara tersebut dapat kami ketahui bahwasanya bapak dengan postur tinggi ini merupakan Lulusan S1 Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang. Selain itu, bapak dua anak ini juga berhasil meraih S2 Teknik Elektro Bidang Studi Jaringan Cerdas Multimedia Konsentrasi Game Teknologi ITS, Surabaya.
Menurut pak Deny, Game dibuat untuk segi  entertaintment, untuk edukasi, dan juga untuk simulasi yaitu untuk membantu pekerjaan-pekerjaan seperti simulator pesawat. Persepsi orang Game hanyalah sebatas hiburan. Game online adalah Game yang di buat  dalam jaringan luas agar pemain bisa berinteraksi secara langsung tanpa harus bertemu orang tersebut.
Lebih lanjut menurut warga Tulungagung ini, Game selalu dibuat dengan tampilan gambar yang bagus, cerita yang dibuat menarik, karakter yang di buat menarik pula, Game online juga bisa dibuat bisnis untuk menghasilkan uang si pemain, selain itu program nya harus menarik . Itulah alasan mengapa banyak orang suka terhadap Game online, bahkan bisa sampai kecanduan Game online. Game online selalu dibuat immersive atau dilebih lebihkan. Game selalu di buat wah, hal ini membuat orang-orang suka hingga kecanduan. Jika Game banyak disukai banyak orang maka, dapat dikatakan sang creator Game berhasil dalam membuat game. Dengan semakin banyaknya pemain yang memainkan Game sang creator, maka sang creator memiliki asset untuk mendapatkan uang, yang di dapat dari para pemain game. “Dari game, sang creator bisa mendapatkan uang banyak dari para pemain Game yang memainkan gamenya.” Jelas bapak kelahiran 1 April 1976 ini.
Game begitu menarik karena Game memiliki kemiripan dengan film. Mereka sama-sama memiliki cerita, namun cerita film sudah ditentukan sang sutradara sedangkan game, alur cerita dapat diatur oleh pemainnya. Itulah kenapa Game seolah-olah menjadi dunia nyata bagi para pemainnya.
Seperti halnya mata pisau, Game memiliki dampak positif dan dampak negative. Seseorang yang memainkan Game dituntut untuk berpikir bagaimana menyeleseikan masalah yang dihadapi dalam permainan game. Hal ini melatih pemain Game  (selanjutnya disebut gamer) belajar mengatasi masalah. Sehingga Game dapat juga menjadi sarana edukasi. Di dalam Game selalu ada tantangan-tantangan yang bertingkat dengan berbagai level kesulitan dan masalah. Hal inilah yang membuat Game melatih gamer berpikir.
Meskipun dapat melatih seseorang untuk berpikir, Game  juga dapat memberikan efek negative ketika gamer sudah dalam kondisi kecanduan. Seperti, tidak tau waktu, boros (gamer yang memainkan Game berbayar). Gamer yang kecanduan sangat mungkin meninggalkan kegiatan sekolah hanya untuk bermain game. Game online Butuh biaya karena harus terhubung internet, nah ini pasti anaknya cenderung akan berbuat buruk, seperti menyuri barang barang temannya atau apa yang penting barangnya berharga. Secara alamiah anak anak suka permaianan. Karena orang tuapun juga suka permaianan. Secara social, Game online sebenarnya masih berhubungan dengan orang lain, namun tidak terlihat. Gamer yang kecanduan orangnya tidak tertarik lagi dengan hal lain selain main Game online, lebih suka hidup di depan layar, sehari hari dihabis kan dengan main gamenya.
“menurut saya, orang harus selektif memilih game, karena tidak semua Game itu mendidik dan memiliki nilai edukasi.” jelas bapak dua anak ini. “Menghindari game-Game yang terlalu banyak, Game yang tidak mendidik itu seperti mengumbar kekerasan tanpa adanya berpikir , contoh, smackdown. Game ini cara bermainya hanya memukul-mukul musuh. Tanpa berpikir, berbeda dengan Game yg mendidik yaitu Game  yang harus membuat kita berfikir. Contoh COC. Gimana  cara kita menyerang,melatih kekompakan dengan teman-teman yang lain, gimana mengatur strategi untuk menyerang musuh. Ada juga Game sepak bola juga bagus untuk mendidik, apalagi  catur.. dan tidak selamanya Game itu buruk.”  tambahnya.
Di akhir wawancara, pria yang beralamatkan di JL. A yani Tmur III/23 Tulungagung ini berpesan. “Untuk pelajar SMKN 1 gunakan masa mudamu untuk belajar dengan cara yang menyenangkan karena belajar membuat kita menambah ilmu untuk bekal masa depan hidup, karena pengalaman  adalah sesuatu yang menyenangkan. Dan carilah cara agar sekolah bukan hal yang berat atau membebanimu. Anggaplah belajar adalah sesuatu dalam diri kita yang harus kita cari. Harus pandai-pandai memilih Game yang mendidik sebagai sarana belajar agar mendapatkan manfaat dari Game itu. Dan kita harus membuang sisi jeleknya.” Terangnya penuh bijak,  “oh ya, Pesan untuk anak jurnalis, teruslah menebar informasi dan mendapatkan informasi yang baik untuk kebaikan siapa saja.” Tambahnya
“siap pak..!!!” jawab kami dengan tegas dengan tambahan senyum.

-RPY-