otomatis

mendaki gunung kawi (part 3-habis)

Meski hujan dengan derasnya dan angin menyerang dengan kencangnya, akhirnya kami memutuskan untuk turun gunung. Dengan pertimbangan bahwa bekal kami sudah habis. Jika kami tetap bertahan maka kami akan kelaparan dan bukan tidak mungkin terjebak lapar di hutan sehingga kami mati kedinginan. Bergegas kami mem-packing semua perbekalan. Dan kami turun dengan kondisi agak tergesa karena keburu malam yang akan menyulitkan perjalanan karena banyaknya jurang. dalam perjalanan, saya berjalan dengan zazun yang membawa barangcukup berat sehingga kami pada posisi paling belakang. Kami turun gunung ditemani hujan yang cukup deras. Baru setelah melewati pos 4 kami baru bisa melihat awan putih dengan indahnya. Seperti ini gambarnya.


Sambil terus berjalan kami berdoa agar cuaca semakin cerah, namun kehendak alam tidak demikian. Hari semakin petang. Jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 5 sore. Sementara saya, zazun dan fuad tertinggal jauh dari kawan-kawan yang entah sudah sampai mana. Kami bertiga terpisah dari tim. Hari semakin gelap. Senter tak ada, hanya senter dari korek api 2000 ribu-an yang kami punya. Cukup riskan untuk meneruskan perjalanan. Untungya kami menemukan pos 2 sehingga kami bisa membangun tenda di sana. Meski tanpa air. Kami mengandalkakan air hujan. Hanya itu yang bisa kami nikmati. Ada yang lucu di sini, setelah puas menenggak air separuh cangkir untuk bertiga. Kami melihat isi air, termyata isinya ada

Mendaki Gunung Kawi (part1)



Gunung kawi adalah sebuah gunung berapi di Jawa Timur, Indonesia, dekat dengan Gunung Butak. Tidak ada catatan sejarah mengenai letusan gunung berapi ini.
Gunung Kawi, terletak di sebelah barat kota Malang merupakan obyek wisata yang perlu untuk dikunjungi bila kita berada di Jawa Timur karena keunikannya, obyek wisata ini lebih tepat dijuluki sebagai "kota di pegunungan". Di sini kita tidak akan menemukan suasana gunung yang sepi, tapi justru

mendaki gunung kawi (part 2)

Kami mencoba mendaki gunung kawi meski terkena cukup angker, toh kami punya pemandu yang cukup handal salah satu kawan ku. Zazun namanya. Kami packing dan persiapan di kampus berangkat dengan APV kampus di antar bapak Hery dosen kemahasiswaan kami. Kami berangkat pagi. Sampai di gerbang kawisari kami harus istirahat berjalan hingga perkebunan teh senggrong. Disanalah kami mempersiapkan segalanya sebelum melangkah memuncak. Kami berangkat cukup sore, sehingga memaksa kami untuk membangun tenda di pos 1. Selain gelap, hujan deras juga mengguyur kami sehingga memaksa malam itu kami berkemah. Pagi2 kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan, namun hari keburu sore sehingga kembali lagi kami tak bisa mencapai puncak dan harus puas di pos ke 5. Selain hujan yang cukup deras, badai gunung juga mengahajar kami. Kami akan memuncak esok hari.



Pagi hari cuaca cukup tenang meski kabut tak dapat menghilang. Tenda kami biarkan tetap di pos 5, tim di bagi 2. Ada yang memuncak sambil mencari air, ada yang tunggu tenda. Karena saya belum pernah mencapai puncak, saya memilih untuk ikut ke puncak bersama beberapa kawan yang lain. Seperti halnya di pos 5, kabut tebal dan angin kencang namun dengan kualitas lebih besar menerpa kami. Dingin sekali di puncak kawi, sayang cuaca hari itu berkabut tebal sekali sehingga sulit untuk menikmati panorama gunung kawi. Seperti ini