otomatis

Jalan-jalan dengan Bajaj

Jalan-jalan kali ini akan menceritakan bagaimana menikmati wisata dengan menggunakan alat transportasi khas. Alat transportasi tersebut adalah Bajaj. Bajaj (Dilafalkan "ba-jai") merupakan kendaraan bermotor yang beroda tiga yang banyak digunakan di Jakarta. Selain di Jakarta, bajaj juga ditemukan di kota Banjarmasin danPekanbaru serta beberapa ibukota kabupaten di Indonesia yang umumnya difungsikan sebagai modal transportasi umum.

Sejarah
Bajaj diketahui berasal dari India. Nama bajaj sendiri sebenarnya merupakan merek salah satu perusahaan otomotif di India, Bajaj Auto. Pelopor kendaraan jenis pertama kalinya di produksi di negara India lebih di kenal dengan sebutan "tuk-tuk", dijadikan sebagai kendaraan pengangkut barang yang cukup murah dibandingkan dengan kendaraan umum lainnya. Tuk-tuk mulai di produksi sekitar tahun 70an lama-kelamaan semakin

Istiqlal Mosque


that is my picture and istiqlal mosque on my backgroind. That picture, taked from Monas. take a walk Istiqlal Mosque, or Masjid Istiqlal, (Independence Mosque) in Jakarta, Indonesia is the largest mosque in Southeast Asia and has the highest capacity. This national mosque of Indonesia was built to commemorate Indonesian independence and named "Istiqlal", an Arabic word for "independence". The mosque was opened to the public 22 February 1978.

take a walk pantura - history n right now

jalur pantura
Jalan-jalan Jalur Pantura (Jalur Pantai Utara) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional  sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Ketapang, Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta danSurabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Pada era perang NapoleonBelanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris. Pada masa pembuatan jalur ini telah menelan ribuan warga pribumi dengan istilah kerja paksa/ Rodi.
Berdasarkan buku-buku sejarah, Gubernur Jenderal Daendels dikenal sebagai seorang diktator yang sangat kejam, tidak berperikemanusiaan, dan selalu menindas rakyat demi keuntungan pemerintah Kolonial Belanda dan pribadinya.
Daendels menerima dua tugas yang diberikan oleh Louis Napoleon, yang menjadi raja di negeri Belanda pada saat itu. Kedua tugas itu adalah: mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki sistem administrasi negara di Jawa.